Pilgub Jawa Barat 2024: Pertarungan Ketat Empat Pasangan Calon di Tengah Kekosongan Petahana – Jabareuy.com. Jawa Barat, sebagai salah satu provinsi terbesar dan paling strategis di Indonesia, kini menjadi sorotan utama dalam kontestasi politik Pilgub 2024. Setelah Ridwan Kamil memutuskan maju dalam Pilgub DKI Jakarta, kursi Gubernur Jawa Barat menjadi kosong, membuka peluang bagi kandidat baru untuk memperebutkan dukungan dari 35,7 juta pemilih terdaftar di provinsi ini.
Empat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur telah resmi mendaftar ke KPU Provinsi Jawa Barat, membawa ambisi masing-masing untuk memimpin provinsi ini selama lima tahun mendatang. Para kandidat ini akan berhadapan dalam pemilihan yang diprediksi sangat kompetitif, mengingat Jawa Barat merupakan barometer politik nasional.
Kandidat Pilgub Jawa Barat 2024
Empat pasangan yang akan bersaing di Pilgub Jawa Barat 2024 adalah:
- Acep Adang Ruhiat – Gitalis Dwi Natarina, diusung oleh PKB.
- Ahmad Syaikhu – Ilham Akbar Habibie, didukung oleh koalisi PKS, NasDem, dan PBB.
- Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan, dengan dukungan koalisi besar dari 13 partai yang meliputi Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PSI, Perindo, Hanura, Gelora, Garuda, PBB, PKN, Partai Ummat, dan Partai Buruh.
- Jeje Wiradinata – Ronal Sunandar Surapradja, diusung oleh PDI Perjuangan.
Tantangan yang Dihadapi Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat adalah wilayah dengan populasi terbesar di Indonesia. Pilgub Jawa Barat bukan hanya soal siapa yang terpilih sebagai pemimpin provinsi ini, tetapi juga menentukan arah kebijakan yang akan mempengaruhi seluruh warganya. Dalam hal ini, isu-isu kunci seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesejahteraan sosial menjadi perhatian utama masyarakat.
Pada tahun 2024, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Barat ditargetkan meningkat dalam APBD Perubahan menjadi Rp 36,27 triliun. Namun, tantangan pembangunan masih besar, terutama terkait peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang berada di angka 74,24 pada tahun 2023. Meski mengalami peningkatan sebesar 0,83% dibandingkan tahun 2022, Jawa Barat masih menduduki peringkat ke-16 dari 38 provinsi di Indonesia. Dengan demikian, gubernur terpilih nanti akan dihadapkan pada tugas berat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jawa Barat di tengah tantangan ekonomi dan sosial yang ada.
Survei Elektabilitas Pasangan Calon
Survei Indikator Politik Indonesia, yang dilakukan pada awal Oktober 2024, menunjukkan gambaran awal peta elektoral Pilgub Jawa Barat 2024. Survei ini mengukur preferensi pemilih dan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan mereka terhadap calon gubernur dan wakil gubernur. Dari hasil survei ini, pasangan Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan tampil sebagai kandidat terkuat dengan tingkat elektabilitas mencapai 75,7%. Posisi ini memberikan sinyal kuat bahwa Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwakarta, memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilgub Jawa Barat.
Sebaliknya, pasangan Ahmad Syaikhu – Ilham Akbar Habibie yang didukung PKS, NasDem, dan PBB memperoleh 13,8% dukungan dari responden. Meskipun angka ini relatif rendah dibandingkan Dedi-Erwan, potensi peningkatan elektabilitas masih terbuka, terutama bila tim sukses mereka dapat menggerakkan basis pendukung secara efektif di masa kampanye.
Pasangan Acep Adang Ruhiat – Gitalis Dwi Natarina, yang diusung oleh PKB, mendapatkan dukungan 4,2% dalam survei ini, sementara pasangan Jeje Wiradinata – Ronal Sunandar Surapradja dari PDI Perjuangan memperoleh 2,7%.
Sebanyak 3,6% responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab, menunjukkan masih adanya massa mengambang yang bisa memengaruhi hasil pemilihan.
Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan: Favorit Unggulan
Dedi Mulyadi dikenal sebagai figur yang kuat di Jawa Barat, terutama karena rekam jejaknya selama menjabat sebagai Bupati Purwakarta yang dinilai sukses dalam mengembangkan infrastruktur dan memberdayakan masyarakat desa. Dengan dukungan dari koalisi gemuk 13 partai, termasuk Golkar, Gerindra, PAN, dan Demokrat, pasangan Dedi-Erwan memiliki landasan politik yang kokoh untuk memenangkan kontestasi ini. Koalisi yang luas ini juga memberikan akses yang lebih besar terhadap sumber daya kampanye dan jaringan politik yang kuat.
Survei Indikator Politik Indonesia juga menyebutkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Dedi selama menjabat di Purwakarta menjadi salah satu faktor utama yang meningkatkan elektabilitasnya. Selain itu, dukungan dari Golkar, partai yang memiliki basis pemilih yang solid di Jawa Barat, semakin memperkuat posisinya sebagai kandidat unggulan.
Namun, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengingatkan bahwa tingkat partisipasi pemilih akan menjadi faktor krusial dalam menentukan kemenangan. “Jika basis pendukung Dedi Mulyadi lebih banyak tidur di rumah saat pencoblosan, maka bisa terjadi penurunan elektabilitasnya,” ujar Burhanuddin dalam konferensi pers yang digelar pada 14 Oktober 2024. Oleh karena itu, penting bagi tim kampanye Dedi-Erwan untuk menjaga momentum dan memastikan mobilisasi pemilih berjalan dengan baik.
Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie: Penantang Potensial
Pasangan Ahmad Syaikhu dan Ilham Akbar Habibie, yang didukung oleh PKS, NasDem, dan PBB, memiliki profil yang menarik. Ahmad Syaikhu merupakan mantan Wakil Gubernur Jawa Barat yang memiliki pengalaman luas dalam pemerintahan, sedangkan Ilham Akbar Habibie, putra mantan Presiden BJ Habibie, membawa latar belakang teknokratis dan inovasi teknologi yang dianggap relevan dengan kebutuhan masa depan Jawa Barat.
Meski dukungan elektabilitas mereka berada di angka 13,8%, pasangan ini masih memiliki peluang untuk memperbesar dukungan, terutama di kalangan pemilih perkotaan dan kelompok yang menginginkan inovasi dalam pembangunan Jawa Barat. Ilham Habibie dikenal memiliki visi yang kuat dalam bidang teknologi dan ekonomi digital, yang bisa menjadi daya tarik bagi pemilih milenial dan profesional.
Acep Adang-Gitalis dan Jeje-Ronal: Tantangan dari Partai Non-Koalisi Besar
Pasangan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina dan Jeje Wiradinata-Ronal Sunandar Surapradja menghadapi tantangan besar dalam persaingan Pilgub Jawa Barat 2024. Dengan elektabilitas di bawah 5%, kedua pasangan ini perlu bekerja keras untuk meningkatkan popularitas mereka. Dukungan dari PKB untuk Acep Adang dan PDI Perjuangan untuk Jeje Wiradinata tentu menjadi modal penting, tetapi mereka perlu strategi yang lebih agresif untuk meraih suara pemilih mengambang.
Jeje Wiradinata, sebagai Bupati Pangandaran, memiliki rekam jejak yang cukup baik dalam hal pengembangan pariwisata di daerahnya. Namun, tantangan bagi pasangan ini adalah memperluas basis dukungan di wilayah-wilayah lain di Jawa Barat, terutama di daerah perkotaan yang lebih kompetitif.
Massa Mengambang: Penentu Akhir Pemilihan
Meskipun survei menunjukkan bahwa pasangan Dedi-Erwan memiliki keunggulan besar, tidak bisa dipungkiri bahwa massa mengambang yang berjumlah 3,6% bisa menjadi faktor penentu hasil akhir. Pemilih yang belum menentukan pilihan ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perkembangan isu politik, program kampanye, dan pendekatan yang dilakukan oleh masing-masing pasangan calon.
Selain itu, penting juga untuk melihat dinamika kampanye di tingkat akar rumput. Dalam banyak pemilihan, massa mengambang sering kali memberikan suara mereka berdasarkan sentimen di hari-hari menjelang pemilihan, yang berarti setiap pasangan masih memiliki peluang untuk mengubah peta elektoral hingga hari pencoblosan.
Pilgub Jawa Barat 2024 menjanjikan pertarungan sengit antara empat pasangan calon dengan latar belakang dan visi yang berbeda-beda. Dengan posisi strategis Jawa Barat sebagai provinsi terbesar di Indonesia, hasil dari pemilihan ini akan berdampak besar tidak hanya bagi provinsi itu sendiri, tetapi juga terhadap peta politik nasional. Masyarakat Jawa Barat memiliki harapan tinggi pada gubernur yang akan datang untuk membawa perubahan positif, baik dalam hal pembangunan infrastruktur, kesejahteraan masyarakat, maupun peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.
Dalam persaingan ini, pasangan Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan tampaknya menjadi favorit kuat, tetapi semua kemungkinan masih terbuka. Dengan sisa waktu kampanye yang cukup, pasangan lain seperti **Ahmad Syaiku